Penerbit Erlangga

Friday, 03 May 2019 09:59

Tahukah Kamu?

Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah pejuang yang juga merupakan raja Mataram Islam. Pada tahun 1628, Sultan Agung mengirimkan pasukan perang ke Batavia. Dengan 20.000 pasukan dan 60 kapal, Sultan Agung berusaha mengalahkan VOC yang ada di dalam benteng. Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang mendukung perlawanan Kerajaan Mataram terhadap Belanda di Batavia. Ia juga memerintahkan pasukannya untuk melawan Belanda dan merusak perkebunan tebu milik Belanda di Ciangke, Banten. Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16. Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit kepada VOC. Bantuan tentara dari luar pun dikerahkan untuk menambah kekuatan pasukan VOC hingga akhirnya VOC berhasil menerobos benteng terkuat Gowa, yaitu Benteng Sombaopu pada 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin wafat pada 12 Juni 1670. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oostenoleh Belanda, yang artinya Ayam Jantan atau Ayam Jago dari Benua Timur.

Sultan Mahmud Badaruddin II beliau adalah Sultan Palembang ke-8 dengan gelar Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin II Khalifatul Mukminin Sayidul Imam. Selama masa pemerintahannya, Palembang terlibat dalam berbagai pertempuran melawan Belanda dan Inggris yang ingin menguasai Palembang. Salah satunya adalah Perang Menteng. Radin Inten II adalah raja Negara Ratu (Lampung). Beliau meneruskan perjuangan ayahnya dengan bantuan H. Wakhia, tokoh Banten yang mengusir Belanda dan menyingkir ke Lampung. Pada tahun 1851, Belanda dan Radin Inten II membuat perjanjian damai, yang sebenarnya merupakan taktik Belanda semata.

Sisingamangaraja XII adalah raja Batak, pemimpin perlawanan rakyat Batak terhadap kekuasaan Belanda di daerah Tapanuli. Pada tahun 1878, Sisingamangaraja XII mulai menyerang pospos pertahanan Belanda yang ada di Balige dan Tarutung. Selanjutnya pada tahun 1884, perlawanan diteruskan ke pos pertahanan Belanda di Tangga Batu, Sibolga.