BLUE GREY RED

      

Membangun Generasi Berkualitas

KENYATANNYA ini tidak sebangun dengan cita-cita luhur bapak-bapak pendiri (founding father) bangsa Indonesia yang menginginkan generasi penerus beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,  sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Kiris moral yang terjadi di kalangan generasi muda acap kali membuat sebagian orang mengkritik pedas insituasi pendidikan. Pelbagai fenomena mengkhawatirkan saat ini banyak bermunculan di media massa, baik televise, Koran, jaringan internet, dan sumber lainnya. Indicator lain yang menunjukan gejala rusaknya karakter generasi bangsa dapat dilihat dari kesopansantunan siswa yang kini mulai memudar.

Persoalan dikotomi pendidikan di Indonesia harus segera dicarikan solusi, baik pada tingkatan filosofi para digmatis maupun teknis. Harus ada upaya agar sistem pendidikan di Indonesia dapat menjadi sistem yang Integral. Munculnya konsep Sekolah Islam Terpadu (SIT) merupakan salah satu solusi alternative dari keresahan sebagaian masyarakat muslim yang menginginkan adanya lembaga pendidikan yang berkomitmen mengamalkan nilai-nilai Islam dalam sistem pendidikan dengan tujuan agar siswanya mempunyai kompetensi yang seimbang dengan penguasaan ilmu kawuriyyah (alam) dan qawliyyah (agama), fikriyyah (kognitif), ruhiyyah (efektif), dan jasadiyyah (psikomotorik), sehingga mampu melahirkan generasi muslim yang berilmu, berwawasan luas dan bermanfaat bagi umat.

Munculnya SIT yang menerapkan sistem Full Day School (FDS) di Indonesia diawali dengan menjamurnya sekolah unggulan pada sekitar tahun 1990-an yang banyak dipelopori sekolah-sekolah swasta. Jika sekolah hanya mengacu pada kurikulum Kemendikbud, maka siswa berpotensi kekurangan nilai-nilai keagamaan. Sebaliknya, jika mengandalkan kurikulum pesantren cara lama, maka siswa berpotensi untuk ketinggalan zaman. SIT dengan segala kelamahan dan keunggulannya mencoba menjembatani kekurangan-kekurangan kedua sistem pendidikan tersebut.

Islam memandang pendidikan sebagai proses yang berhubungan dengan upaya mempersiapkan manusia yang mengemban amanah sebagai khalifah Allah di muka bumi. Tugas suci pendidikan amat besar. Pendidikan dewasa ini tengah menghadapi sejumlah masalah yang cukup serius. Masalah kualitas pendidikan yang rendah, gaji guru yang dibawah standar, pembiyaan pendidikan yang tidak tepat sasaran, sarana prasarana pendidikan yang kurang memadai menjadi sejumlah persoalan yang mewarnai pendidikan.

Salah satu indikatornya yang dapat digunakan mengukur tujuan pendidikan nasional adalah dengan melihat porsi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diselenggarkan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pengajaran PA dianggap membentuk moralitas anak bangsa secara nasional. Indikasi ketidakberhasilan ditandai dengan makin maraknya penyimpangan perilaku peserta didik dan output pendidikan secara umum.

Jika dilihat dari segi komponen utama agama Islam sekaligus sebagai nilai tertinggi dari ajaran agama Islam sekaligus sebagai nilai tertinggi dari ajaran agama Islam, para ulama membagi nilai menjadi tiga bagaian yaitu Nilai Keimanan (Akidah), Nilai Ibadah (Syariah), dan Ahlak Pendidikan Islam dalam pelaksanannya di topang pelbagai nilai Islam. Para pendidikan termasuk orangtua sangatlah perlu membekali dasar pendidikan agama islam sebagai pondasi bagi perkembangan jiwa mereka.

Internalisasi metode pembinaan ahlak dibahaskan dalam buku ini. Dari pelbagai definisi disimpulkan bahwa internaslisasi merupakan proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut tercermin pada sikap dan perilakunya yang ditunjukan dalam kehidupan sehari-hari(telah menyatu dengan pribadi). Nilai yang sudah menjadi kepribadian dalam Islam disebut dengan kepercayaan/keimanan yang istikamah, yang sulit tergoyahkan dalam situasi apapun.

Secara garis besar tujuan pembelajaran mencakup tiga aspek pokok yaityu: knowing, doing, dan being atau dalam istilah yang umum dikenal aspek kognitif, psikomotor, dan efektif, internalisasi merupakan pencapaian aspek yang terkahir (being). Penutup dalam buku, dibahas mengenai upaya membangun sekolah Islam unggulan (Studi kasus di SM PIT Nururrahman).

Resensi Buku Harian Fajar Makassar,  28 Januari 2018






Most Read Articles

emir


https://sinalidade.letras.ufrj.br/wp-content/-/parlay/ https://sinalidade.letras.ufrj.br/wp-content/-/slot-scatter-hitam/ https://sinalidade.letras.ufrj.br/wp-content/-/Slot-Depo-5k/ https://sahivsoc.org/FileUpload/uploads/scatter-hitam/ https://muang.ubonratchathani.police.go.th/wp-includes/pomo/pkv-games/ https://muang.ubonratchathani.police.go.th/wp-includes/pomo/bandarqq/ https://www.kwalitychicken.com/wp-content/uploads/slot-garansi-kekalahan/ pkv pokerqq https://skilledmigration.utk.edu/wp-content/uploads/-/dominoqq/ dominoqq bandarqq https://webapi-dev.spklu.pertamina.com/scater-hitam/ dominoqq bandarqq dominoqq pkv pkv games https://ecanewington.com/depo-5k-bonus-5k/
http://sjredcliffs.catholic.edu.au/